Beranda | Artikel
Renungan: Mengapa Anda Malas dan Futur Setelah Ramadan? Syaikh Muhammad al-Mayuf #NasehatUlama
Kamis, 4 Mei 2023

Seyogianya seseorang melihat keadaan dirinya,
dan membolak-balik lagi catatan amalnya
yang terjadi antara dirinya dengan Ramadan yang telah berlalu.

Apa pengaruh Ramadan terhadap hatinya,
jiwa, hidup, keluarga, dan perilakunya.

Sungguh, kita mengadu kepada Allah ʿAzza wa Jalla,
karena melihat jiwa-jiwa yang bersungguh-sungguh di bulan Ramadan,
tapi ketika momentum tersebut berakhir, salah seorang dari kita kembali
kepada kelalaian dan kealpaannya.

Sungguh, kita berharap ada manusia yang keadaannya
di selain Ramadan seperti keadaannya saat Ramadan.
Sungguh, Ramadan memiliki kekhususan dan keistimewaannya.

Nabi Muhammad Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam dahulu bersungguh-sungguh
di bulan Ramadan melebihi kesungguhannya di bulan lain.
Beliau masih Salat Malam dan tidur di dua puluh hari pertama,

tapi saat memasuki sepuluh hari terakhir,
beliau mengencangkan ikat pinggangnya dan menghidupkan malamnya.

Tidak diragukan bahwa amal saleh itu naik turun sesuai momennya,
tapi yang kita adukan kepada Allah ʿAzza wa Jalla
adalah kealpaan dan kelalaian tersebut.

Anda dapati sebagian orang tekun salat lima waktu di bulan Ramadan
dan memelihara Salat Subuhnya,
tetapi saat Ramadan selesai, dia meninggalkan masjid,
dan mungkin tidak lagi salat berjamaah sepanjang tahun—walā quwwata illā billāh.

Padahal Tuhannya bulan Ramadan juga Tuhannya semua bulan.
Anda juga dapati semangat yang menerangi hati kaum muslimin
—alhamdulillah—di bulan Ramadan berupa kesungguhan terhadap al-Quran
yang mengandung kebaikan dari semua kebaikan,
termasuk ilmu, amal,
dan munajat kepada Tuhan Subẖānahu wa biẖamdihi.

Namun saat bulan tersebut selesai,
banyak orang yang mungkin tidak lagi membaca al-Quran kecuali sedikit saja.

Kita terheran dan bertanya-tanya kepada diri kita sendiri apa sebabnya?!
Ini adalah topik yang umumnya disampaikan di akhir bulan Ramadan,
tapi disampaikan dan dibahas di awal bulan sebenarnya penting,

karena kita ingin mengetahui alasan-alasan
yang bisa membuat kita semangat beramal di bulan Ramadan,

lalu melanjutkannya setelah Ramadan tersebut hingga Ramadan berikutnya
dengan amalan-amalan saleh
yang pernah kita kerjakan selama Ramadan
dan agar salah seorang dari kita tidak dikalahkan oleh futur dan malas—semoga Allah Menolong kita.

=====

يَنْبَغِي أَنْ يَنْظُرَ الْإِنْسَانُ إِلَى حَالِهِ

وَيَتَصَفَّحُ صَفَحَاتِ أَعْمَالِهِ

فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ رَمَضَانَ الْمُنْصَرِمِ

وَمَاذَا كَانَ أَثَرُ رَمَضَانَ عَلَى قَلْبِهِ

وَنَفْسِهِ وَحَيَاتِهِ وَبَيْتِهِ وَأَعْمَالِهِ

فَإِنَّنَا نَشْتَكِي إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

أَنَّا نَرَى مِنْ أَنْفُسِنَا اجْتِهَادًا فِي رَمَضَانَ

وَإِذَا انْتَهَى الْمَوْسِمُ عَادَ الْوَاحِدُ مِنَّا

إِلَى تَفْرِيطِهِ وَإِلَى تَقْصِيرِهِ

وَلَنَتَوَقَّعُ مِنَ النَّاسِ أَنْ يَكُونَ حَالُهُمْ

فِي غَيْرِ رَمَضَانَ كَحَالِ رَمَضَانَ

لَا فَلِرَمَضَانَ خَصَائِصُهُ وَلَهُ مَزَايَا

الْمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَجْتَهِدُ

فِي رَمَضَانَ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ

وَكَانَ يَخْلُطُ الْعِشْرِيْنَ بِصَلَاةٍ وَنَوْمٍ

فَإِذَا دَخَلَتِ الْعَشْرُ

شَدَّ الْمِئْزَرَ وَأَحْيَا لَيْلَهُ

فَلَا رَيْبَ أَنَّ الْأَعْمَالَ تَتَفَاوَتُ حَسَبَ الْمَوَاسِمِ

وَلَكِنْ مَا نَشْتَكِيهِ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

هُوَ ذَلِكَ التَّفْرِيطُ وَذَلِكَ التَّقْصِيرُ

تَجِدُ بَعْضَ النَّاسِ يَجْتَهِدُ فِي الصَّلَوَاتِ فِي رَمَضَانَ

وَيُحَافِظُ عَلَى صَلَاةِ الْفَجْرِ

حَتَّى إِذَا انْتَهَى الشَّهْرُ وَدَّعَ الْمَسْجِدَ

وَرُبَّمَا لَا يَشْهَدُهُ طِيلَةَ الْعَامِ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

وَرَبُّ رَمَضَانَ هُوَ رَبُّ الشُّهُورِ جَمِيعًا

تَجِدُ أَيْضًا نَشَاطًا يُسْرِجُ الصَّدْرَ فِي الْمُسْلِمِينَ

وَلِلهِ الْحَمْدُ فِي رَمَضَانَ فِي الْإِقْبَالِ عَلَى كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

وَالَّذِي فِيهِ الْخَيْرُ كُلُّ الْخَيْرِ

الْعِلْمُ وَالْعَمَلُ

وَمُنَاجَاةُ رَبِّي سُبْحَانَهُ وَبِحَمْدِهِ

فَإِذَا مَا انْتَهَى الشَّهْرُ

كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ رُبَّمَا لَا يَقْرَأُ إِلَّا قَلِيلًا

فَنَتَسَائَلُ وَنَسْأَلُ أَنْفُسَنَا مَا هِيَ الْأَسْبَابُ

وَهَذَا مَوْضُوعٌ يُطْرَقُ عَادَةً آخِرَ الشَّهْرِ

وَلَكِنْ طَرْقُهُ فِي أَوَّلِ الشَّهْرِ وَالْحَدِيثُ عَنْهُ مُهِمٌّ

لِأَنَّنَا نُرِيدُ أَنْ نَتَعَرَّفَ عَلَى الْأَسْبَابِ

الَّتِي تَجْعَلُنَا نَحْرِصُ عَلَى الْعَمَلِ فِي رَمَضَانَ

ثُمَّ نَصِلُ مَا بَعْدَ رَمَضَانَ بِرَمَضَانَ

بِشَيْءٍ مِنَ الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ

الَّتِي عَمِلْنَاهَا فِي رَمَضَانَ

وَأَلَّا يَغْلِبَ عَلَى الْوَاحِدِ مِنَّا الْفُتُورُ وَالْكَسَلُ وَاللهُ الْمُسْتَعَانُ


Artikel asli: https://nasehat.net/renungan-mengapa-anda-malas-dan-futur-setelah-ramadan-syaikh-muhammad-al-mayuf-nasehatulama/